9:25 AM
0


Kebudayaan menurut wikipedia, berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.


Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Kebudayaan memiliki wujud yang dinamis. Berarti kebudayaan tidak bersifat statis (tetap), kebudayaan selalu berkembang mengikuti pola kehidupan masyarakat. Kebudayaan yang selalu berkembang ini akan mempengaruhi nilai-nilai arsitektur yang ada pada masyarakat. Dalam contoh studi kasus yang sudah pernah dilakukan pada rumah adat banjar, penelitian yang mengungkap perkembangan budaya adat banjar yang juga mempengaruhi tatanan ruang rumah adat banjar.

Kebudayaan banjar merupakan hasil perpaduan suku yang beragam. Diantaranya adalah suku dayak dan melayu. Selain perpaduan suku-suku, kebudayaan islam juga mempengaruhi kebudayaan banjar.

Rumah adat banjar merupakan sebuah produk yang lahir dari kebudayaan banjar. Masyarakat banjar yang ada pada awal perkembangan kebudayaan banjar banyak beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Daerah banjar merupakan daerah yang banyak dialiri aliran sungai. Oleh karena itu, bangunan-bangunan yang ada pada saat itu menyesuaikan dengan kondisi fisik lahan yang ada.

Rumah adat banjar memiliki beragam tipe. Hal ini dikarenakan masyarakat banjar dulunya berwujud kerajaan yang menyebabkan adanya perbedaan status sosial yang ada pada masyarakat. Perbedaan tingkat sosial ini mempengaruhi pula tipe rumah adat yang mereka diami. Seperti rumah adar bubungan tinggi yang hanya boleh ditinggali oleh raja dan rumah anjung surung sebagai tempat tinggal rakyat.

Pola ruang yang ada juga menyesuaikan dengan kebudayaan masyarakatnya. Seperti adanya ruang keramat pada rumah yang berfungsi sebagai tempat menampung anak perempuan yang dipingit. Tatanan ruang yang ada juga fleksibel, dalam artian ruang-ruang yang ada tidak memiliki sekat yang permanen. Dengan demikian memungkinkan adanya keleluasaan ruang apabila akan diadakan acara adat seperti pernikahan.

Selain ruang yang luas, ruangan rumah adat banjar juga tersusun linier, hal ini dipengaruhi oleh mata pencaharian masyarakat setempat yang dominan petani. Ruangan pada rumah kebanyakan digunakan untuk mengeringkan hasil panen. Ruangannya juga memiliki hirarki, makin ke dalam maka makin bersifat prifat.

Mata pencaharian masyarakat setempat juga berkembang sesuai perkembangan zaman, masyarakat yang pada awalnya lebih dominan bertani mulai berpindah ke pengrajin permata. Hal tersebut juga mempengaruhi tatanan hunian masyarakat setempat.

Permukiman penduduk  yang terus berkembang di daerah banjar juga akan mempengaruhi bentuk fisik huniannya. Masyarakat banjar yang dulunya berbentuk kerajaan menyusun tipe-tipe rumah yang ada berdasarkan tingkat sosial. Dengan berkembangnya kebudayaan. Masyarakat tidak terlalu berpatokan lagi terhadap status sosial dalam memenuhi kebutuhan papan mereka. Tidak ada lagi rumah khusus bagi raja dan rakyta yang dibedakan, masyarakat sekarang bebas memilih tipe rumah mereka. Tatanan ruang juga tidak diperhatikan lagi. Tatanan ruang yang semuala berpatokan terhadapa norma yang berkembang dan tersusun berdasarkan hirarki kepercayaan masyarakt sudah tidak diperhatikan lagi oleh masyarakat. Masyarakat sekarang bebas menata ruang sesuai kebutuhan mereka.

0 komentar:

Post a Comment