Arsitektur
vernakular adalah wujud arsitektur kita di masa lampau yang akan sangat bijak
bila dijadikan pedoman berarsitektur di masa sekarang.
Seiring berkembangnya
arsitektur international style, kita semakin kehilangan jati diri arsitektur kita. Wujud dari arsitektur di masa sekarang bisa
diibaratkan copy-paste. Bisa dilihat
dari bangunan-bangunan di daerah Banjarmasin. Ambil saja sebagai contoh ruko.
Desain ruko di sepanjang Jalan A.Yani di daerah Gambut sangat jelas sama.
Daerah Banjarmasin yang harusnya dipenuhi dengan bangunan-bangunan yang
menunjukkan jati diri kota, malah dipenuhi dengan ruko copy-paste yang tidak sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan
Banjarmasin.
Bangunan-bangunan
dibuat dengan desain yang sama, seolah kehilangan sisi kemanusiaannya. Sangat bertolak belakang dengan produk-produk arsitektur vernakular yang sangat manusiawi. Setiap
daerah dengan lingkungan dan kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Sebagai contoh Rumah Adat Banjar Bubungan
Tinggi. Desainnya sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan Banjar. Keseuaian
dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya
- Struktur rumah yang dibuat panggung menyesuaikan dengan lingkungan Banjar yang jenis tanahnya adalah tanah rawa.
- Susunan papan pada dinding yang disusun linier secara horizontal akan mengalirkan air hujan. Dikarenakan lingkungan Banjar memiliki curah hujan cukup tinggi. Akan tidak sesuai jika disusun linier vertikal, air akan mengalir ke dalam melalui celah antara papan
- Dalam penataan ruang, terdapat ruang karawat yang berfungsi sebagai ruang pingitan bagi calon pengantin wanita. Hal tersebut merupakan kesesuaian desain dan kebudayaan setempat.
Arsitektur seperti ini seharusnya dijadikan
pedoman berarsitektur. Inilah jati diri arsitektur kita
yang harusnya kita pertahankan di masa sekarang.
0 komentar:
Post a Comment