9:45 AM
0


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Sebelum adanya arsitek, masyarakat dulu juga sudah melakukan analisis eksternal atau makro analisis yang kita kenal sekarang. Masyarkat yang tinggal di daerah dengan kondisi iklim dan fisik lingkungan yang berbeda-beda tentunya memiliki analisis yang berbeda-beda, dan menghasikan output yang berbeda-beda pula. Output yang dimaksud di sini adalah hunian mereka, sebagai contoh ambil contoh hunian rumah adat banjar bubungan ringgi. Rumah adat banjar tidak sembarang dibangun dengan bentuk atap menjulang tinggi, melainkan harus melewati tahapan analisis terhadap faktor-faktor iklim setempat. Selain bantuk atap, bangunan yang dibuat panggung juga merupakan tanggapan masyarakat terhadap kondisi fisik lingkungan setempat. Tanah tempat mereka mendirikan rumah yang bukan merupakan tipe tanah keras membuat mereka menghasilkan sebuah rumah yang berbentuk panggung.

Tidak hanya di daerah banjar, masyarakat dulu di daerah lain di seluruh Indonesia sudah melakukan analisis terhadap lingkungan tempat mereka tinggal sebelum mereka membangun hunian mereka. Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi iklim, fisik, ketersediaan bahan yang ada di alam, dan juga mereka juga menganalisis pola kehidupan penghuni yang akan menempati rumah yang akan dibangun.

Seiring berkembangnya pola hidup masyarakat, tanggapan masyarakat terhadap lingkungan pun juga mengalami pergeseran. Demikian adanya karena banyak nilai-nilai budaya dan norma yang hilang pada tatanan bangunan masyarakat sekarang. Daerah yang jelas-jelas merupakan daerah aliran air banyak yang dibangun dengan cara diurug, masyarakat berpikir sederhana dalam mendirikan bangunan tanpa memperhatikan apa dampaknya nanti bagi lingkungan. Berbeda dengan masyarakat dulu membangun hunian mereka dengan bentuk panggung untuk menanggapi kondisi tanah yang tidak keras. Dan dampaknya sekarang sudah mulai terasa, banjir akibat tersumbatnya daerah aliran air yang diurug oleh tanah terjadi dimana-mana. selain akibat urugan, masalah juga timbul akibat sedikitnya jarak antar bangunan, bangunan dibangun berdempetan dengan bangunan lain. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya ketersediaan lahan yang ada dan menyebabkan tanggapan masyarakat menjadi membangun hunian mereka dengan berdempetan satu sama lain tanpa memikirkan apa dampaknya bagi lingkungan mereka.

0 komentar:

Post a Comment