Masalah utama yang telah didapat dari postingan sebelumnya selanjutnya akan dicari solusi nya melalui schematic desain. Tahapan pertama adalah menganalisis masalah itu sendiri.
Untuk menjadikan sebuah kafe bookstore yang menjadi daya tarik agar orang mau membaca, dan nantinya membeli buku, akan ada misfit-misfit dari need, context, dan form yang ada. view play dapat menjadi solusi desain dengan labih dirincikan lagi yakni dengan memview play eksterior dan interior. Pada saat memview play eksterior akan banyak terjadi misfit pada context dan form. Dan pada saat memview play interior akan banyak terjadi misfit pada need dan form.
Setelah masalah utama dianalisis, alternatif-alternatif pemecahan masalah mulai dikembangkan. pencarian alternatif ini merupakan tahapan yang disebut eksplorasi.
Alternatif pertama dalam mencari solusi
masalah eksterior adalah dengan membagi zoning antara kafe dan bookstore per
lantai dengan kafe menggunakan material transparan dan bookstore masiv.
Alternatif ke dua adalah membagi nya di tiap lantai. Alternatif ke tiga sama dengan
alternatif ke dua tapi dengan kafe yang diletakkan di luar ruangan pada lantai
dua. Pada alternatif satu, masalah
panas yang terjadi pada pukul 08.00 hingga pukul 09.00 pagi belum bisa
terpecahkan. Tapi untuk bising dan polusi sudah bisa teratasi dengan mendesain
bangunan masiv tanpa ada sisi void. Untuk alternatif ke dua bisa ditambahkan
dengan menggunakan struktur kantilever, sehingga panas tidak langsung mengarah
ke lantai satu. Kemudian jika alternatif ke tiga kafe dibuat void, akan bagus
dari segi view tapi masalah polusi dan bising akan muncul kembali. Hal tersebut
untuk sementara bisa di atasi dengan peletakan vegetasi untuk menyaring polusi.
Kemudian untuk
alternatif-alternatif masalah interior terletak pada bagaimana agar orang yang
datang tidak langsung menuju ke kafe, tapi mereka harus mendapat pengalaman
minimal mereka tahu bahwa sebenarnya bangunan komersial ini juga terdapat
bookstore di dalamnya. Alternatif pertama adalah dengan sirkulasi berupa
labirin. Dimana setiap langkah menuju kafe akan mereka lewati dengan melihat
seluruh isi dari bookstore. Alternatif ke dua berbeda. Pengunjung yang datang
sudah dapat melihat keberadaan kafe dengan sirkulasi langsung. Alternatif ke
tiga menyediakan zona khusus bagi pengunjung yang memang ingin khusus datang ke
toko buku dan memisahkannya dengan pengunjung yang sekedar masuk ingin mencoba.
0 komentar:
Post a Comment